Sabtu, 08 Oktober 2022


 Lokakarya kedua kegiatan diatas adalah saat lembar kerja rencana penyampaian penerapan disiplin di sekolah, adapun kegiatan saya adalah :

1.Disseminasi penerapan budaya positif disekolah

2. Disseminasi Keyakinan Kelas

3. Disseminasi lima posisi kontrol guru

KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 2.3

 


1.     Bagaimana peran Anda sebagai seorang coach di sekolah dan keterkaitannya dengan materi sebelumnya di paket modul 2 yaitu pembelajaran berdiferensiasi dan pembelajaran sosial dan emosi?
1. pengalaman/materi pembelajaran yang baru saja diperoleh 

Materi pembelajaran yang baru saja saya peroleh adalah prinsip dan paradigma coaching untuk supervise akademik. Saya juga belajar tentang alur TIRTA, TIRTA merupakan  satu model coaching untuk konteks pendidikan. TIRTA dikembangkan dari satu model coaching yang dikenal sangat luas dan telah diaplikasikan, yaitu GROW model. Model TIRTA dikembangkan dengan semangat merdeka belajar yang menuntut guru untuk memiliki keterampilan coaching. Hal ini penting mengingat tujuan coaching yaitu untuk menggali potensi murid agar menjadi lebih merdeka. Melalui model TIRTA, guru diharapkan dapat melakukan praktik coaching di komunitas sekolah dengan mudah.

TIRTA kepanjangan dari T: Tujuan I: Identifikasi R: Rencana aksi TA: Tanggung jawab. Dari segi bahasa, TIRTA berarti air. Air mengalir dari hulu ke hilir. Jika kita ibaratkan murid kita adalah air, maka biarlah ia merdeka, mengalir lepas hingga ke hilir potensinya. Kita, sebagai guru memiliki tugas untuk menjaga air itu tetap mengalir, tanpa sumbatan.

  1. Pembelajaran Berdiferensiasi

Pembelajaran berdiferensiasi adalah usaha untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu setiap murid (Tomlinson 2000). Sebelum merancang pembelajaran berdiferensiasi, terlebih dahulu kita dapat memetakan kebutuhan belajar murid, paling tidak berdasarkan 3 aspek, yaitu aspek kesiapan, minat dan profil murid. Ketiga aspek tersebut dapat ditelusuri dari murid salah satunya melalui proses coaching. Pembelajaran berdiferensiasi bertujuan untuk mengoptimalkan pembelajaran dan tentunya hasil dari pembelajaran murid diperlukan pembelajaran yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan belajar murid. Pembelajaran berdiferensiasi dapat memenuhi kebutuhan belajar murid dan membantu mencapai hasil belajar yang optimal karena Pembelajaran berdiferensiasi berakar pada pemenuhan kebutuhan belajar murid dan guru merespon kebutuhan belajar murid tersebut.

  1. Modul 2.2 Pembelajaran Sosial Emosional

Pembelajaran Sosial dan Emosional adalah pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif seluruh komunitas sekolah. Proses kolaborasi ini memungkinkan anak dan orang dewasa di sekolah memperoleh dan menerapkan pengetahuan, keterampilan dan sikap positif mengenai aspek sosial dan emosional. Pembelajaran sosial dan emosional bertujuan untuk 1) memberikan pemahaman, penghayatan dan kemampuan untuk mengelola emosi 2) menetapkan dan mencapai tujuan positif 3)merasakan dan menunjukkan empati kepada orang lain 4)membangun dan mempertahankan hubungan yang positif serta 5)membuat keputusan yang bertanggung jawab. Dalam membimbing murid membuat keputusan yang bertanggung jawab salah satunya dapat dilakukan dengan proses coaching. 

Pembelajaran Sosial-Emosional berbasis kesadaran penuh untuk mewujudkan kesejahteraan (well-being). Kompetensi Sosial Emosional tersebut yaitu kesadaran diri (pengenalan emosi), pengelolaan diri (pengenalan emosi dan fokus), kesadaran diri (empati), keterampilan sosial (resiliensi) dan pengambilan keputusan yang bertanggungjawab.

 
2. Emosi-emosi yang dirasakan terkait pengalaman belajar 

Saya sampai saat ini ingin mengucapkan terima kasih kepada rekan cgp karena masing masing kami sudah saling support dan memberikan motivasi untuk  menjaga komitmen belajar menjadi guru penggerak yang hebat, tangguh dan tumbuh yang mengantarkan kami tak terasa sudah sampai pada modul 2.3 dengan tema praktik coaching untuk supervisi akademik. Dalam pengetahuan saya sebelumnya yang saya peroleh supervisi akademik adalah sesuatu yang menakutkan, keringat dingin saya keluar ketika saya mendengar akan disupervisi, namun setelah belajar dengan seksama bersama rekan cgp dan dibantu oleh Ibu fasilitator, saya memahami  Modul Coaching untuk Supervisi Akademik memberikan ruang bagi  diri saya sendiri untuk berlatih membangun komunikasi yang empatik dan memberdayakan sebagai Pemimpin Pembelajaran dan Kepala Sekolah dalam membuat perubahan strategis yang mampu menggerakan komunitas sekolah pada ekosistem belajar  yang ada di sekolah. Tentu saya harapan saya dengan  melakukan perubahan strategis yang sejalan semangat Merdeka Belajar untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang bermakna dan kualitas sumber daya guru dan tenaga kependidikan dalam mewujudkan pendidikan yang berpihak pada murid .

3.   apa yang sudah baik berkaitan dengan keterlibatan dirinya dalam proses belajar 

 

yang sudah baik berkaitam dengan keterlibatan saya dalam proses belajar adalah saya sudah mempraktikkan tiga kompetensi inti coaching: coaching presence (kehadiran penuh), mendengar aktif, dan mengajukan pertanyaan berbobot dalam percakapan coaching;


4. apa yang perlu diperbaiki terkait dengan keterlibatan dirinya dalam proses belajar 

Yang perlu saya perbaiki terkait dengan keterlibatan saya dalam proses belajar adalah saya harus banyak belajar lagi dalam  membedakan coaching dengan pengembangan diri lainnya, yaitu mentoring, konseling, fasilitasi, dan training, saya juga perlu memperbaikin pengetahua saya dalam membedakan antara coaching, kolaborasi, konsultasi, dan evaluasi dalam rangka memberdayakan rekan sejawat;


5. keterkaitan terhadap kompetensi dan kematangan diri pribadi

Sejauh ini kompetensi saya menjadi seorang guru penggerak saya merasakan terus berkembang, dengan berlatih dan belajar bersama sama kematangan diri pribadi saya merasakan saya menjadi pribadi pribadi yang disiplin, mau berlatih, bertanya dan belajar serta haus akan ilmu baru.

6.     memunculkan pertanyaan kritis yang berhubungan dengan konsep materi dan menggalinya lebih jauh

Pertanyaan kritis yang muncul dalam diri saya adalah

·       Bagaimana saya bisa memberikan umpan balik dengan paradigma berpikir dan prinsip dan coaching dengan baik ?

·       Apakah saya bisa mempraktikan rangkaian supervisi akademik yang berdasarkan paradigma berpikir coaching ?

·       Bagaimana cara saya dalam menyimpulkan dan menjelaskan keterkaitan materi coaching dengan materi-materi sebelumnya  yaitu pembelajaran diferensiasi dan kompetensi social emosional dan  bagimana cara saya membuat refleksi berdasarkan pemahaman yang dibangun selama mengikuti proses pembelajaran ini ?


7. mengolah materi yang dipelajari dengan pemikiran pribadi sehingga tergali wawasan (insight) baru

 

Dalam pemikiran saya pribadi alur TIRTA itu seperti cara saya dalam menjelaskan dengan murid murid untuk menjawab soal fisika dengan bentuk hitungan bercerita, jadi saya melakukan langkah apa yang ketahui dari soal, apa yang ditanya dari soal baru saya mulai melanjutkan langkah selanjutnya untuk menjawab.

Saya sadar secara pribadi saya pernah melakukan praktik coaching dengan rekan saya, tetapi yang kami lakukan diawal itu tidak membuat tujuan dari percakaapan itu apa, sehingga percakapan berlangsung lama, tetapi tidak ada aksi dan tanggung jawab, saya sadar saya hanya melakukan obrolan ngalor ngidul yang tidak jelas, oleh karena itu alur TIRTA dalam pemikiran saya pribadi saya akan berusaha menerapkan dalam kehidupan sehari hari baik di rumah atau disekolah, dengan harapan percakapan yang saya lakukan bersama rekan bicara itu ada tujuan dan dapat memecahkan masalah, bukan menambah masalah.


8. menganalisis tantangan yang sesuai dengan konteks asal CGP (baik tingkat sekolah maupun daerah)

 

Tantangan saya  dalam mempraktikan rangkaian supervisi akademik yang berdasarkan paradigma berpikir coaching adalah bagaimana saya bisa melakukan supervise akademik dengan guru yang lebih senior, yang memiliki pengalaman mengajar lebih banyak, jujur saya merasa takut. Kemudian tantangan yang saya hadapi lagi adalah saya masih kesulitan membedakan  jalannya percakapan coaching untuk membuat rencana, melakukan refleksi, memecahkan masalah, dan melakukan kalibrasi, semoga saya bisa menaklukan tantangan itu, siap belajar degan lebih baik lagi.

 

 


9. memunculkan alternatif solusi terhadap tantangan yang diidentifikasi
Alternatif dari tantangan saya adalah saya berusaha untuk menghadap guru senior bicara baik baik dan menyampaikan tujuan saya yaitu, saya ingin melakukan supervise akademik, jika saya ditolak, maka saya tidak boleh memaksakan, saya harus bersabar terlebih dahulu dan focus dengan rekan lain yang mau disupervisi. Kemudian untuk alternative solusi dari dari tantangan kedua yang saya hadapi adalah saya akan membuat lebih banyak catatan kecil yang berguna untuk diri saya sendiri sebagai panduan untuk melakukan percakapan coaching
dalam membuat rencana, melakukan refleksi, memecahkan masalah, dan melakukan kalibrasi

10. Pengalaman masa lalu

 

Masa lalu saya ketika saya akan diobservasi atau disupervisi oleh kepala sekolah, saya merasa takut dan gugup, sepertinya ingin berlari dan menghindar saja dan mencari cari alasan bagaimana jika bukan saya yang diobserver , jika bisa guru lain saja.


11. Penerapan di masa mendatang

Setelah mempelajari praktik coaching untuk supervisi akademik, penerapan di masa mendatang saya ingin menjadi supervisor, dengan membaca dan melakukan praktik coaching bersama rekan cgp saya mendapatkan ilmu bahwa Proses coaching  yang dilakukan adalah sebagai bentuk komunikasi pembelajaran antara guru dan murid,  dengan melakukan praktik coaching murid diberikan ruang kebebasan untuk menemukan kekuatan dirinya dan peran  saya sebagai pendidik juga  sebagai ‘pamong’ dalam memberi tuntunan dan memberdayakan potensi yang ada agar murid tidak kehilangan arah dan menemukan kekuatan dirinya tanpa membahayakan dirinya.  Semboyan “ Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani, “ akan menjadi semangat saya,  yang menguatkan keterampilan saya dalam membangun komunikasi guru dan murid dengan menggunakan pendekatan coaching. Tut Wuri Handayani akan  menjadi kekuatan saya  dalam  melakukan pendekatan proses coaching dengan memberdayakan semua kekuatan diri pada murid. Sebagai seorang  guru dengan semangat Tut Wuri Handayani,  saya akan berusaha menghayati dan memaknai cara berpikir atau paradigma berpikir Ki Hajar Dewantara sebelum melakukan pendampingan dengan pendekatan coaching sebagai salah pendekatan komunikasi dengan semangat among atau menuntun.


12. Konsep atau praktik baik yang dilakukan dari modul lain yang telah dipelajari

Praktik baik yang saya lakukan dalam modul lain saya melakukan praktik coaching  ini dengan kompetensi sosial emosional. Di kelas  praktik coaching dengan penerapan Pembelajaran Sosial dan Emosional saya berusahan meningkatkan berbagai perspektif dan pengalaman murid, dengan melakukan praktik coaching  yang berusaha  melibatkan murid sebagai pemimpin, pemecah, dan pembuat keputusan.


13. informasi yang didapat dari orang atau sumber lain di luar bahan ajar PGP.

Saya mendapatkan informasi lain dengan membaca referensi di guruberbagi.com dan youtube.

 

2.     Bagaimana keterkaitan keterampilan coaching dengan pengembangan kompetensi sebagai pemimpin  pembelajaran?

keterkaitan keterampilan coaching dengan pengembangan kompetensi sebagai pemimpin  pembelajaran  adalah dengan menggunakan  Sistem Among, Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani, menjadi semangat  sebagai pemimpin pembelajaran  yang menguatkan keterampilan komunikasi  baik dengan guru , tendik , wali murid dan murid  dengan menggunakan pendekatan coaching. Dalam menjalin relasi  sebagai pemimpin pembelajaran dengan guru, tendik , wali murid dan murid  , pemimpin pembelajaran seorang coach diharapkan  dapat membantu seorang coachee untuk menemukan kekuatan dirinya dan memaksimalkan potesi yang ada dalam dirinya  dalam melakukan pemecahan masalah .  Dengan paradigm berpikir among  yaitu 1.  Fokus pada coachee/rekan yang akan dikembangkan 2. Bersikap terbuka dan ingin tahu 3. Memiliki kesadaran diri yang kuat 4. Mampu melihat peluang baru dan masa depan diharapkan seorang pemimpin pembelajaran dapat mengembangkan kompetensi guru agar dapat melakukan pembelajaran yang berpihak pada murid.

 

Senin, 27 Juni 2022

 Refleksi Mandiri 1.1 modul 1.3


Imajimasiku Tentang Murid di Masa Depan


Imajinasi saya dalam masa depan murid saya akan menanamkan nilai nilai profil pelajar pancasila 


1. Berimam, bertakwa kepada Tuhan YME dan berakhlak Mulia


Mengenal dan mencintai Tuhan, memperdalam ajaran agamanya yang tercermin dalam kehidupan sehari sehari, memperkuat imam dan taqwa kepada Tuhan, menghargai hubungan dirinya sendiri dengan Tuhan dan orang lain ( konteks Akhlak Beragama). Akhlak pribadi adalah mampu menunjukkan Integritas sebagai penghormatan terhadap dirinya sendiri dalam menjalani relasi dengan orang lain, merawat diri secara fisik, mental dan spiritual. Akhlak kepada Manusia yaitu mengutaman persamaan dengan orang lain dan menghargai perbedaan, memiliki rasa empati kepada orang lain. Akhlak Kepada Alam selalu menjaga lingkungan, tidak membuah sampah sembarangan, menanam pohon, menjaga kebersihan lingkungan dan memahami keterhubungan ekosistim bumi. Akhlak bernegara yaitu melaksanakan hak dan kewajiban sebagai warga negara


2. Berkebhinekaan global

. Mengenal dan menghargai budaya yaitu mendalami budaya dan identitas budaya, mengeksplorasi dan membadingkan, pengetahuan budaya, kepercayaan serta praktiknya, menumbuhkan rasa menghormati terhadap keanekaragaman budaya. 


#

Contoh Nilai Gotong Royong

 Membagi jadwal piket secara adil antara anggota kelas.

Membersihkan toilet bersama.

Membersihkan taman sekolah. ...

Mengumpulkan sampah dan membuangnya pada tempat sampah.

Membersihkan ruang kelas bersama anggota kelas.

Membersihkan tempat ibadah.


Membersihkan ruang kelas dengan membentuk regu piket.

Kerja sama dalam tugas kelompok.

 Gotong royong membersihkan lingkungan sekolah.

 Berdiskusi bersama teman untuk memecahkan suatu masalah.


20 contoh kegiatan gotong royong di linkungan sekolah


Membersihkan halaman sekolah

Menanam tanaman di sekolah

Membantu teman yang kesulitan

Merapikan ruangan kelas

Melakukan aktivitas bersama

Melakukan silaturahmi gotong royong

Menyapu sekolah

Membersihkan selokan di sekolah

Melakukan silaturahmi antar sekolah

Membantu guru guru membersihkan ruangan guru

Melakukan donasi sesama

Membantu melaksanakan acara sekolah

Menjadi murid aktif dalam bergotong royong

Menjadi murid yang sopan dan santun melaksanakan gotong royong

Melakukan gotong royong membangun tenda

Melakukan gotong royong menolong teman pingsan

Membersihkan kelas selesai sekolah

Membuat acara pelaksanaan gotong royong di sekolah

Mengadakan acara bakti sosial

Mendukung acara sekolah

Pembahasan :


  Gotong royong adalah kegiatan melaksanakan pekerjaan bersama sama. Gotong royong dilakukan untuk meringankan pekerjaan bersama, kegiatan gotong royong sudah menjadi kebiasaan warga Indonesia, dan mendarah daging sampai pendidikan. Pendidikan Gotong royong sangat penting ditanamkan pada diri kita, karena meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan

Minggu, 26 Juni 2022

Visi Saya Calon Guru Penggerak ( Refleksi Mandiri 1.3 Modul 1.3)

 

Apa itu visi?  Saya mengutip dari Ustadz Felix Siauw. Menurut Ustad Felix Siauw melalui akun YouTube-nya menjelaskan bahwa visi adalah pandangan hidup tentang akhir yang kita inginkan, “starting with ending“. Melihat segala sesuatu dari ujung yang diinginkan. Dalam program pendidikan  guru penggerak, saya sebagai pendidikpendidik tentu saja memiliki visi, visi saya yaitu *Mengelola Perubahan Positif Antar Elemen di sekolah* siapa saja elemen yang di maksud? Elemen itu adalah murid saya, rekan saya sesama tenaga pendidik, komunitas sekolah, kehidupan masyarakat. Saya memiliki cita cita untuk murid saya adalah murid yang memulai pekerjaanya dari awal, tidak menunda - nunda, murid yang dapat memperluas pengetahuan dan menyerap ilmu kehidupan, murid yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, jiwa gotong royong yang tinggi, berkhebinekaan global, mandiri, kritis, kreatifkreatif.

Harapan saya untuk sesama rekan pendidik adalah berkolaborasi dan saling melakukan refleksi dalam pembelajaran sehingga mampu merawat perubahan positif dari peserta didik, yang tadinya tidak baik menjadi baik, yang tadinya baik menjadi unggul, saya dengan rekan sesama pendidik dapat bekerja sama untuk mengilhami harapan, menyalakan imajinasi, dan menanamkan cinta belajar peserta didik jangan sampai putus asa dalam belajar, menghidupkan cinta dalam sanubari murid-muridnya untuk mencintai sesama karena Allah Subhanahu Wa Ta'ala, berusaha memahami seperti apa muridnya dan bagaimana mendidiknya lebih baik.kunci kesuksesan dalam hidup dan guru membuat dampak yang langgeng dalam kehidupan siswa mereka,Siswa tidak membutuhkan guru yang sempurna. Siswa membutuhkan seorang guru yang bahagia. Siapa yang akan membuat mereka bersemangat untuk datang ke sekolah dan menumbuhkan kecintaan untuk belajar."

Harapan untuk komunitas sekolah adalah mari jadikan sekolah sebagai rumah yang membuat bahagia penghuninya, membuat damai penghuninya dari gangguan cuaca, memberikan ruang untuk belajar dengan hati riang gembira

Harapan saya untuk kehidupan masyarakat adalah marilah bersama sama menanam kebaikan, tumbuhkan lingkungan yang selalu menjaga perubahan yang positif, perubahan yang lebih baik.

Yang menjadikan keyakinan bersama dan menyatukan sekolah adalah visi dan misi sekolah, visi dan misi sekolah adalah panduan kokoh bagi kami dalam bertindak, panduan menyatukan perbedaan pandangan, pendapat, suara, saran dan kritikan

Yang saya harapkan menjadi pembeda murid saya dengan sekolah lain adalah Akhlak beragama.
Akhlak pribadi.
Akhlak kepada manusia.
Akhlak kepada alam.
Akhlak bernegara.

Kontribusi orang dewasa dan pemangku kepentingan  di sekolah kita dalam mewujudkan murid dengan profil pelajar adalah

Peran Kepala Satuan Pendidikan
Peran kepala satuan dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis proyek yaitu:

1. Membuat tim untuk melaksanakan proyek dan ikut serta dalam merencanakan proyek.

2. Menjadi pengawas untuk memastikan jalannya proyek serta melakukan pengelolaan sumberdaya satuan pendidikan secara akuntabel dan transparan.

3. Membangun komunikasi yang baik untuk menjalankan kolaborasi dengan efektif antara guru, orang tua siswa, narasumber pengaya proyek (komunitas, masyarakat universitas, praktisi dan lainnya)

4. Mengembangkan komunitas praktisi yang ada pada satuan pendidikan guna meningkatkan kompetensi pendidik yang berkelanjutan.

5. Melakukan pelatihan kepada pendidik secara berkala untuk meningkatkan kemampuan dalam pelaksanaan proyek penguatan profil pelajar Pancasila.

6. Merencanakan, melaksanakan, refleksi serta evaluasi pengembangan proyek dan asesmen yang berpusat pada siswa.
Peran Masyarakat (Orang Tua, Mitra)
Meskipun tidak terlibat langsung dalam penugasan proyek, namun masyarakat (orang tua, mitra) memiliki perannya tersendiri untuk membantu melancarkan pembelajaran berbasis proyek. Peran masyarakat dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis proyek yaitu:

1. Membantu untuk menemukan atau mengidentifikasi permasalahan yang ada, memberi informasi sebagai narasumber maupun menyediakan bukti dari isu yang dibutuhkan siswa.

2. Menjadi sumber belajar yang bermakna untuk siswa ketika terlibat dalam penugasan proyek pembuatan profil pelajar Pancasila.

Peran Dinas Pendidikan Provinsi, Kabupaten atau Kota
Untuk mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan, tentu harus ada dukungan dan peran yang baik dari pemerintah melalui dinas pendidikan provinsi, kabupaten/kota. Peran dinas pendidikan provinsi, kabupaten/kota dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis proyek yaitu:

1. Mengawasi serta memastikan setiap satuan pendidikan mempunyai sumber daya serta sarana dan prasarana yang baik dan memadai untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran proyek penguatan profil belajar Pancasila.

2. Memberikan dukungan serta peningkatan kapasitas pendidik dan tenaga kependidikan secara berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan.

3. Memastikan hasil assessment dijadikan sebagai umpan balik dalam melaksanakan pembelajaran proyek.

4. Mengawasi kegiatan pembelajaran proyek berjalan dengan lancar Sesuai yang diharapkan.

Peran Pengawas
Dalam pelaksanaan proyek penguatan pelajaran Pancasila juga ada pengawas yang memiliki peran seperti berikut:

1. Mengawasi kegiatan pembelajaran proyek berjalan lancar sesuai yang diharapkan

2. Memberikan pendampingan serta pembinaan pada satuan pendidik.

3. Memberikan informasi terbaru mengenai kebijakan pendidikan khususnya berhubungan dengan kurikulum serta proyek penguatan profil pelajar Pancasila.

4. Memberikan solusi alternatif saat satuan pendidikan mengalami kesulitan atau kendala dalam menjalani kegiatan pembelajaran proyek.

Murid Yang Tumbuh ( Refleksi Mandiri Modul 1.3)

 Imajinasiku Tentang Murid di masa Depan


Siapa diantara kita yang tidak memimpikan setiap peserta didiknya dapat sukses dan bermanfaat bagi sesama? Tentu itu semua adalah mimpi kita semua sebagai tenaga pendidik. Imanjinasi saya tentang murid di masa depan adalah mereka yang memilik jiwa profil pelajar pancasila sepanjang hayat, yaitu

1) Beriman, bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan berakhlak mulia;

2) Mandiri;

3) Bergotong-royong;

4) Berkebinekaan global;

5) Bernalar kritis;

6) Kreatif

Bagaiaman profil pelajar pancasila agar tetap abadi dalam jiwa dan raga peserta didik? tentu saja saya memimpikan murid murid yang

1 . belajar dengan mengkonseptualisasikan tujuan mereka dalam belajar dengan jelas

2. Memiliki harapan tinggi dalam menentukan tujuan dalam belajar

3. Memiliki orientasi masa depan berdasarkan kinerja sebelumnya

4. Memasang target belajar dengan realistis

5. Memiliki standar kinerja yang sedikit lebih tinggi dari apa yang dapat mereka capai

6. Dapat menyelelaraskan diri dengan tujuan belajar

7. Dapat mengendalikan diri dengan baik bagaimana bisa mencapai mimpi dan cita cita


Tentu saja dengan sepenuh hati saya percaya bahwa murid saya adalah murid yang akan tumbuh, dengan perawatan yang baik, mereka akan bertunas, tumbuh daun, memiliki ranting, kemudian memiliki batang yang kokoh kemudia berbunga dan berbuah yang dapat bermanfaat bagi sesama. 


Disekolah saya, saya mengutamakan tanggung jawab saya sebagai calon guru penggerak, saya berusaha memberdayakan seluruh sumber daya di ekosistem sekolah saya hingga bersatu padu, bergandengan dengan seluruh elemen, saling bahu membahu menumbuhkan murid yang berkembang secara utuh baik dalam rasa, karsa dan ciptanya. Saya juga berusaha selalu mengembangkan diri dan orang lain, memimpin manajemen sekolah, serta pengembangan sekolah. 


Murid disekolah saya sadar betul bahwa dalam proses belajar memerlukan lingkungan belajar yang suppport untuk melakukan perubahan yang positif, memerlukan sekolah sebagai rumah yang aman, nyaman, dan bermakna. Sekolah yang merupakan sebuah tempat untuk menumbuhkan dan mengembangkan kretivitas sesuai dengan potensi atau kekuatan individu masing masing. Murid disekolah saya juga perlu bimbingan untuk menggali hal hal positif yang ada dalam inti jiwa mereka. Inti positif yang perlu terus disemai dan dirawat dengan kasih sayang bapak dan ibu dewan guru, orang tua, keluarga, lingkungan bermain dan masyarakat atau tempat tinggal. 

Kamis, 16 Juni 2022

DUKUNGAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENDIDIKAN GURU PENGGERAK

 

DUKUNGAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENDIDIKAN GURU PENGGERAK

 

 

 

 

 

Sumber Foto : Dokumentasi Pribadi

Sejak keluarnya pengumuman seleksi tahap dua calon guru penggerak tanggal 18 Mei 2022, saya sungguh bahagia sekali, karena saya telah menjadi bagian dari calon guru penggerak angkatan 5 Kabupaten Bengkulu Utara yang menjadi kebijakan Merdeka Belajar yang diluncurkan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan di pertengahan tahun 2020, yakni Program Pendidikan Guru Penggerak, adalah satu kebanggaan tersendiri bagi saya pribadi. Tujuan Program Pendidikan Guru Penggerak adalah merancang, menerapkan dan mengevaluasi pembelajaran yng sesuai dengan kebutuhan peserta didik saat ini dan di masa depan dengan menggunakan data dalam pengambilan keputusan, bergotong royong dengan orang tua, rekan sejawat dan komunitas untuk mengembangkan (merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi) visi dan program sekolah, terus mengembangkan kompetensi secara mandiri berdasarkan hasil refleksinya terhadap praktik pembelajaran dan menumbuhkembangkan ekosistem pembelajaran melalui olah rasa, karsa, raga, piker bersamaan dengan rekan sejawat dan komunitas secara sukarela dan kolegial.

Program Guru Penggerak yang merupakan  program pendidikan kepemimpinan bagi guru untuk menjadi pemimpin pembelajaran. Program ini meliputi pelatihan dalam jaringan ( Ruang Kolaborasi dan elaborasi pemahaman konsep), lokakarya, dan Pendampingan individu oleh pengajar praktik selama kurang lebih enam bulan bagi calon Guru Penggerak. Selama program tersebut berjalan,  saya tetap menjalankan tugas mengajarnya saya sebagai guru dan wali kelas.

Melihat lamanya waktu pendidikan guru penggerak selama kurang lebih enam bulan , tentu diperlukan dukungan semua pihak, terlebih kepala sekolah sebagai pimpinan satuan pendidikan. Dukungan kepala sekolah sungguh sangat berarti saya, karena bisa jadi selama pendidikan semangat saya  dalam belajar akan naik turun disebabkan karena di lapangan seorang Guru Penggerak berhadapan langsung dengan sejumlah persoalan. Bukan hanya dengan siswa sebagai subjek pembelajaran, namun terlebih dengan rekan guru yang tentu saja belum tentu memiliki pemahaman yang komprehensif tentang program tersebut. Tentu saja dalam menerapakan nilai nilai guru penggerak (berpihak pada murid, mandiri, reflektif, kolaboratif dan inovatif) saya pribadi membutuhkan dukungan kepala sekolah agar aksi nyata saya dapat terlaksana dengan baik.

Hadirnya  kepala sekolah saat lokakarya orientasi di hotel Mercure Bengkulu pada tanggal 27 dan 28 Mei tahun 2022, saat kegiatan malam hari pukul 20.30 sampai pukul 22.00 dengan aktivitas kegiatan yaitu peserta calon guru penggerak menuliskan harapan dan kekhawatiran dalam melakukan perjalanan menjadi calon Guru Penggerak. Di antara banyak harapan yang dicatat dan dipresentasikan di depan pendamping dan seluruh peserta, terungkaplah beberapa kekhawatiran ketika seorang calon Guru Penggerak berada di tengah-tengah komunitasnya, termasuk di sekolah tentunya. Salah satu di anatar sekian kekhawatiran yang akan terjadi adalah dukungan dari pimpinan sekolah, yakni kepala sekolah.

Sungguh bahagia sekali rasanya saat kegiatan itu, saya didampingi oleh Ibu kepala sekolah, Ibu Susmiyarti S.Pd M.Pd. Ibu hadir mendampingi saya yang menjadikan ini sebagai bukti nyata salah satu bentuk dukungan atas capaian saya seorang guru menjadi Guru Penggerak. Terlebih ketika dikemukakan sejumlah poin penting bentuk dukungan yang dipaparkan kepada seluruh guru peserta kegiatan, yaitu pihaknya akan menyosialisasikan program Guru Penggerak kepada seluruh warga sekolah. Selanjutnya, memfasilitasi seorang calon Guru Penggerak berkenaan dengan target, strategi dan capaian-capaian lainnya yang akan diterapkan di sekolah, termasuk bentuk evaluasi dan pelaporannya. Setelah itu, mengajak warga sekolah untuk mendukung program calon Guru Penggerak, termasuk akan membuka kesempatan kepada mereka untuk juga mengikuti jejak calon Guru Penggerak sebagai peserta di edisi program berikutnya. Kemudian, mendorong calon Guru Penggerak untuk segera mengimplementasikan semua ilmu yang diperoleh dari program tersebut dengan mendisemeninasikannya kepada guru lainnya.

Dalam mengisi lembar kerja kesepakatan peran calon guru penggerak dengan kepala sekolah dalam setiap pertanyaan yaitu apa saja yang akan saya lakukan agar tujuan pembelajaran saya tercapai, apa dukungan yang saya butuhkan agar dapat menjalankan pendidikan guru penggerak dengan baik, apa yang bisa kepala sekolah lakukan supaya pembelajaran calon guru penggerak dapat membantu proses transformasi sekolah, saya dan Ibu kepala diskusi untuk mengisi pertanyaan pertanyaan tersebut, dengan berdiskusi saya mendapatkan arahan dan bimbingan dan ibu kepala sekolah untuk mengisi beberapa pertanyaan tersebut.

            Bagi saya pribadi, dukungan dari kepala sekolah dalam lokakarya orientasi adalah salah satu wujud dari filosofi Ki Hajar Dewantara yaitu semboyan yang sangat terkenal dari dulu hingga sekarang. Semboyan itu adalah Ing Ngarso Sun Tulodho, yang berarti di depan (pimpinan) harus memberi teladan. Ing Madyo Mangun Karso, yang bermakna di tengah memberi bimbingan. Tut Wuri Handayani, yang mengandung arti di belakang memberi dorongan. Ibu kepala sekolah dalam proses seleksi pendidikan calon guru penggerak dari awal seleksi yaitu dengan menandatangani surat dukungan dan surat rekomendasi sampai saat ini tidak henti memberikan dukungan dan motivasi kepada saya untuk terus semangat dalam membuat tugas yang ada di LMS.

Harapan saya, semoga dalam aksi nyata saya selama mengikuti pendidikan calon guru penggerak saya dapat menerapkan salah satu nilai guru penggerak yakni melakukan refleksi kritis atas hubungan nilai-nilai yang  terkandung dalam filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara dengan konteks pendidikan lokal dan nasional pada saat ini. Dengan dukungan kepala sekolah saya berharap saya bisa senantiasa memaknai pengalaman yang terjadi di sekeliling saya  baik yang terjadi dalam diri saya sendiri maupun pihak lain secara positif-apresiatif- produktif. Dalam proses mewujudkan Profil Pelajar Pancasila pada murid murid merupakan perjalanan yang akan saya jalani penuh dengan variasi pengalaman- pengalaman. Pengalaman yang terjadi  bisa pengalaman yang positif maupun yang negative. Dengan mengamalkan nilai reflektif saya akan memanfaatkan pengalaman pengalaman saya tersebut untuk menuntuk diri saya sendiri, murid dan sesame rekan guru dalam menangkap pembelajaran yang positif, sehingga saya dengan rinag dan gembira dapat menjalankan peran saya sebagai calon guru penggerak dari waktu ke waktu dengan baik. Berikutnya, hal ini sangat bermanfaat bagi saya seorang calon Guru Penggerak untuk mampu menjalankan strategi sebagai pemimpin pembelajaran yang mengupayakan terwujudnya sekolah sebagai pusat pengembangan karakter dengan budaya positif dalam menunjukkan praktik baik pengembangan diri berdasarkan kesadaran dean kemauan saya pribadi.

Akhirnya, dalam menapaki perjalanan pendidikan guru penggerak, dukungan semua pihak adalah oase bagi saya, sumber kekuatan dalam melangkah dan berbagi, tidak menampik kemungkinan saya akan dilanda kekeringan lelah, letih, penat dan berbagai kendala kendala lainnya, dengan berpegangan kokoh pada kesepakatan kerja  dan motivasi menjadi calon guru penggerak yang  sudah saya tulis saat mengisi esai, saya akan mendapatkan sumber kekuatan baru lagi, seperti handphone yang lemah dayanya, dengan dukungan dari kepala sekolah, rekan sejawat dan seluruh pihak saya seperti dicharger sehingga mendapatkan daya kembali untuk melakukan usaha dalam aksi nyata dengan menerapkan secara konsisten nilai dan peran guru penggerak.

Terima kasih sekali lagi untuk semuanya, mari tergerak, bergerak dan menggerakkan. CGP bisa ! CGP bisa ! CGP bisa !, CGP Angkatan 5 Bengkulu Utara, maju bersama, hebat semua !

 Lokakarya kedua kegiatan diatas adalah saat lembar kerja rencana penyampaian penerapan disiplin di sekolah, adapun kegiatan saya adalah : 1...

Artikel Populer