DUKUNGAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENDIDIKAN
GURU PENGGERAK
Sumber Foto : Dokumentasi Pribadi
Sejak keluarnya pengumuman
seleksi tahap dua calon guru penggerak tanggal 18 Mei 2022, saya sungguh
bahagia sekali, karena saya telah menjadi bagian dari calon guru penggerak
angkatan 5 Kabupaten Bengkulu Utara yang menjadi kebijakan Merdeka Belajar yang
diluncurkan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan di pertengahan tahun 2020,
yakni Program Pendidikan Guru Penggerak, adalah satu kebanggaan tersendiri bagi
saya pribadi. Tujuan Program Pendidikan Guru Penggerak adalah merancang,
menerapkan dan mengevaluasi pembelajaran yng sesuai dengan kebutuhan peserta
didik saat ini dan di masa depan dengan menggunakan data dalam pengambilan
keputusan, bergotong royong dengan orang tua, rekan sejawat dan komunitas untuk
mengembangkan (merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi) visi dan program
sekolah, terus mengembangkan kompetensi secara mandiri berdasarkan hasil
refleksinya terhadap praktik pembelajaran dan menumbuhkembangkan ekosistem
pembelajaran melalui olah rasa, karsa, raga, piker bersamaan dengan rekan
sejawat dan komunitas secara sukarela dan kolegial.
Program Guru Penggerak yang
merupakan program pendidikan kepemimpinan bagi guru untuk menjadi
pemimpin pembelajaran. Program ini meliputi pelatihan dalam jaringan ( Ruang
Kolaborasi dan elaborasi pemahaman konsep), lokakarya, dan Pendampingan
individu oleh pengajar praktik selama kurang lebih enam bulan bagi calon Guru Penggerak.
Selama program tersebut berjalan, saya tetap
menjalankan tugas mengajarnya saya sebagai guru dan wali kelas.
Melihat lamanya waktu pendidikan
guru penggerak selama kurang lebih enam bulan , tentu diperlukan dukungan semua
pihak, terlebih kepala sekolah sebagai pimpinan satuan pendidikan. Dukungan
kepala sekolah sungguh sangat berarti saya, karena bisa jadi selama pendidikan
semangat saya dalam belajar akan naik
turun disebabkan karena di lapangan seorang Guru Penggerak berhadapan langsung
dengan sejumlah persoalan. Bukan hanya dengan siswa sebagai subjek
pembelajaran, namun terlebih dengan rekan guru yang tentu saja belum tentu
memiliki pemahaman yang komprehensif tentang program tersebut. Tentu saja dalam
menerapakan nilai nilai guru penggerak (berpihak pada murid, mandiri,
reflektif, kolaboratif dan inovatif) saya pribadi membutuhkan dukungan kepala
sekolah agar aksi nyata saya dapat terlaksana dengan baik.
Hadirnya kepala sekolah saat lokakarya orientasi di
hotel Mercure Bengkulu pada tanggal 27 dan 28 Mei tahun 2022, saat kegiatan
malam hari pukul 20.30 sampai pukul 22.00 dengan aktivitas kegiatan yaitu
peserta calon guru penggerak menuliskan harapan dan kekhawatiran dalam
melakukan perjalanan menjadi calon Guru Penggerak. Di antara banyak harapan
yang dicatat dan dipresentasikan di depan pendamping dan seluruh peserta,
terungkaplah beberapa kekhawatiran ketika seorang calon Guru Penggerak berada
di tengah-tengah komunitasnya, termasuk di sekolah tentunya. Salah satu di
anatar sekian kekhawatiran yang akan terjadi adalah dukungan dari pimpinan
sekolah, yakni kepala sekolah.
Sungguh bahagia sekali rasanya
saat kegiatan itu, saya didampingi oleh Ibu kepala sekolah, Ibu Susmiyarti S.Pd
M.Pd. Ibu hadir mendampingi saya yang menjadikan ini sebagai bukti nyata salah
satu bentuk dukungan atas capaian saya seorang guru menjadi Guru Penggerak.
Terlebih ketika dikemukakan sejumlah poin penting bentuk dukungan yang
dipaparkan kepada seluruh guru peserta kegiatan, yaitu pihaknya akan
menyosialisasikan program Guru Penggerak kepada seluruh warga sekolah.
Selanjutnya, memfasilitasi seorang calon Guru Penggerak berkenaan dengan
target, strategi dan capaian-capaian lainnya yang akan diterapkan di sekolah,
termasuk bentuk evaluasi dan pelaporannya. Setelah itu, mengajak warga sekolah
untuk mendukung program calon Guru Penggerak, termasuk akan membuka kesempatan
kepada mereka untuk juga mengikuti jejak calon Guru Penggerak sebagai peserta
di edisi program berikutnya. Kemudian, mendorong calon Guru Penggerak untuk
segera mengimplementasikan semua ilmu yang diperoleh dari program tersebut
dengan mendisemeninasikannya kepada guru lainnya.
Dalam mengisi lembar kerja
kesepakatan peran calon guru penggerak dengan kepala sekolah dalam setiap
pertanyaan yaitu apa saja yang akan saya lakukan agar tujuan pembelajaran saya
tercapai, apa dukungan yang saya butuhkan agar dapat menjalankan pendidikan
guru penggerak dengan baik, apa yang bisa kepala sekolah lakukan supaya
pembelajaran calon guru penggerak dapat membantu proses transformasi sekolah,
saya dan Ibu kepala diskusi untuk mengisi pertanyaan pertanyaan tersebut,
dengan berdiskusi saya mendapatkan arahan dan bimbingan dan ibu kepala sekolah
untuk mengisi beberapa pertanyaan tersebut.
Bagi
saya pribadi, dukungan dari kepala sekolah dalam lokakarya orientasi adalah
salah satu wujud dari filosofi Ki Hajar Dewantara yaitu semboyan yang sangat terkenal dari dulu hingga sekarang. Semboyan itu
adalah Ing Ngarso Sun Tulodho, yang berarti di depan (pimpinan) harus memberi
teladan. Ing Madyo Mangun Karso, yang bermakna di tengah memberi bimbingan. Tut
Wuri Handayani, yang mengandung arti di belakang memberi dorongan. Ibu
kepala sekolah dalam proses seleksi pendidikan calon guru penggerak dari awal
seleksi yaitu dengan menandatangani surat dukungan dan surat rekomendasi sampai
saat ini tidak henti memberikan dukungan dan motivasi kepada saya untuk terus
semangat dalam membuat tugas yang ada di LMS.
Harapan saya, semoga dalam
aksi nyata saya selama mengikuti pendidikan calon guru penggerak saya dapat
menerapkan salah satu nilai guru penggerak yakni melakukan refleksi kritis atas
hubungan nilai-nilai yang terkandung dalam filosofi pendidikan Ki Hajar
Dewantara dengan konteks pendidikan lokal dan nasional pada saat ini. Dengan dukungan
kepala sekolah saya berharap saya bisa senantiasa memaknai pengalaman yang
terjadi di sekeliling saya baik yang
terjadi dalam diri saya sendiri maupun pihak lain secara positif-apresiatif-
produktif. Dalam proses mewujudkan Profil Pelajar Pancasila pada murid murid
merupakan perjalanan yang akan saya jalani penuh dengan variasi pengalaman-
pengalaman. Pengalaman yang terjadi bisa
pengalaman yang positif maupun yang negative. Dengan mengamalkan nilai
reflektif saya akan memanfaatkan pengalaman pengalaman saya tersebut untuk
menuntuk diri saya sendiri, murid dan sesame rekan guru dalam menangkap
pembelajaran yang positif, sehingga saya dengan rinag dan gembira dapat
menjalankan peran saya sebagai calon guru penggerak dari waktu ke waktu dengan
baik. Berikutnya, hal ini sangat bermanfaat bagi saya seorang calon Guru Penggerak
untuk mampu menjalankan strategi sebagai pemimpin pembelajaran yang
mengupayakan terwujudnya sekolah sebagai pusat pengembangan karakter dengan
budaya positif dalam menunjukkan praktik baik pengembangan diri berdasarkan
kesadaran dean kemauan saya pribadi.
Akhirnya, dalam menapaki perjalanan
pendidikan guru penggerak, dukungan semua pihak adalah oase bagi saya, sumber
kekuatan dalam melangkah dan berbagi, tidak menampik kemungkinan saya akan
dilanda kekeringan lelah, letih, penat dan berbagai kendala kendala lainnya,
dengan berpegangan kokoh pada kesepakatan kerja dan motivasi menjadi calon guru penggerak yang
sudah saya tulis saat mengisi esai, saya
akan mendapatkan sumber kekuatan baru lagi, seperti handphone yang lemah
dayanya, dengan dukungan dari kepala sekolah, rekan sejawat dan seluruh pihak
saya seperti dicharger sehingga mendapatkan daya kembali untuk melakukan usaha
dalam aksi nyata dengan menerapkan secara konsisten nilai dan peran guru
penggerak.
Terima kasih sekali lagi
untuk semuanya, mari tergerak, bergerak dan menggerakkan. CGP bisa ! CGP bisa !
CGP bisa !, CGP Angkatan 5 Bengkulu Utara, maju bersama, hebat semua !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar