Kamis, 16 Juni 2022

DUKUNGAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENDIDIKAN GURU PENGGERAK

 

DUKUNGAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENDIDIKAN GURU PENGGERAK

 

 

 

 

 

Sumber Foto : Dokumentasi Pribadi

Sejak keluarnya pengumuman seleksi tahap dua calon guru penggerak tanggal 18 Mei 2022, saya sungguh bahagia sekali, karena saya telah menjadi bagian dari calon guru penggerak angkatan 5 Kabupaten Bengkulu Utara yang menjadi kebijakan Merdeka Belajar yang diluncurkan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan di pertengahan tahun 2020, yakni Program Pendidikan Guru Penggerak, adalah satu kebanggaan tersendiri bagi saya pribadi. Tujuan Program Pendidikan Guru Penggerak adalah merancang, menerapkan dan mengevaluasi pembelajaran yng sesuai dengan kebutuhan peserta didik saat ini dan di masa depan dengan menggunakan data dalam pengambilan keputusan, bergotong royong dengan orang tua, rekan sejawat dan komunitas untuk mengembangkan (merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi) visi dan program sekolah, terus mengembangkan kompetensi secara mandiri berdasarkan hasil refleksinya terhadap praktik pembelajaran dan menumbuhkembangkan ekosistem pembelajaran melalui olah rasa, karsa, raga, piker bersamaan dengan rekan sejawat dan komunitas secara sukarela dan kolegial.

Program Guru Penggerak yang merupakan  program pendidikan kepemimpinan bagi guru untuk menjadi pemimpin pembelajaran. Program ini meliputi pelatihan dalam jaringan ( Ruang Kolaborasi dan elaborasi pemahaman konsep), lokakarya, dan Pendampingan individu oleh pengajar praktik selama kurang lebih enam bulan bagi calon Guru Penggerak. Selama program tersebut berjalan,  saya tetap menjalankan tugas mengajarnya saya sebagai guru dan wali kelas.

Melihat lamanya waktu pendidikan guru penggerak selama kurang lebih enam bulan , tentu diperlukan dukungan semua pihak, terlebih kepala sekolah sebagai pimpinan satuan pendidikan. Dukungan kepala sekolah sungguh sangat berarti saya, karena bisa jadi selama pendidikan semangat saya  dalam belajar akan naik turun disebabkan karena di lapangan seorang Guru Penggerak berhadapan langsung dengan sejumlah persoalan. Bukan hanya dengan siswa sebagai subjek pembelajaran, namun terlebih dengan rekan guru yang tentu saja belum tentu memiliki pemahaman yang komprehensif tentang program tersebut. Tentu saja dalam menerapakan nilai nilai guru penggerak (berpihak pada murid, mandiri, reflektif, kolaboratif dan inovatif) saya pribadi membutuhkan dukungan kepala sekolah agar aksi nyata saya dapat terlaksana dengan baik.

Hadirnya  kepala sekolah saat lokakarya orientasi di hotel Mercure Bengkulu pada tanggal 27 dan 28 Mei tahun 2022, saat kegiatan malam hari pukul 20.30 sampai pukul 22.00 dengan aktivitas kegiatan yaitu peserta calon guru penggerak menuliskan harapan dan kekhawatiran dalam melakukan perjalanan menjadi calon Guru Penggerak. Di antara banyak harapan yang dicatat dan dipresentasikan di depan pendamping dan seluruh peserta, terungkaplah beberapa kekhawatiran ketika seorang calon Guru Penggerak berada di tengah-tengah komunitasnya, termasuk di sekolah tentunya. Salah satu di anatar sekian kekhawatiran yang akan terjadi adalah dukungan dari pimpinan sekolah, yakni kepala sekolah.

Sungguh bahagia sekali rasanya saat kegiatan itu, saya didampingi oleh Ibu kepala sekolah, Ibu Susmiyarti S.Pd M.Pd. Ibu hadir mendampingi saya yang menjadikan ini sebagai bukti nyata salah satu bentuk dukungan atas capaian saya seorang guru menjadi Guru Penggerak. Terlebih ketika dikemukakan sejumlah poin penting bentuk dukungan yang dipaparkan kepada seluruh guru peserta kegiatan, yaitu pihaknya akan menyosialisasikan program Guru Penggerak kepada seluruh warga sekolah. Selanjutnya, memfasilitasi seorang calon Guru Penggerak berkenaan dengan target, strategi dan capaian-capaian lainnya yang akan diterapkan di sekolah, termasuk bentuk evaluasi dan pelaporannya. Setelah itu, mengajak warga sekolah untuk mendukung program calon Guru Penggerak, termasuk akan membuka kesempatan kepada mereka untuk juga mengikuti jejak calon Guru Penggerak sebagai peserta di edisi program berikutnya. Kemudian, mendorong calon Guru Penggerak untuk segera mengimplementasikan semua ilmu yang diperoleh dari program tersebut dengan mendisemeninasikannya kepada guru lainnya.

Dalam mengisi lembar kerja kesepakatan peran calon guru penggerak dengan kepala sekolah dalam setiap pertanyaan yaitu apa saja yang akan saya lakukan agar tujuan pembelajaran saya tercapai, apa dukungan yang saya butuhkan agar dapat menjalankan pendidikan guru penggerak dengan baik, apa yang bisa kepala sekolah lakukan supaya pembelajaran calon guru penggerak dapat membantu proses transformasi sekolah, saya dan Ibu kepala diskusi untuk mengisi pertanyaan pertanyaan tersebut, dengan berdiskusi saya mendapatkan arahan dan bimbingan dan ibu kepala sekolah untuk mengisi beberapa pertanyaan tersebut.

            Bagi saya pribadi, dukungan dari kepala sekolah dalam lokakarya orientasi adalah salah satu wujud dari filosofi Ki Hajar Dewantara yaitu semboyan yang sangat terkenal dari dulu hingga sekarang. Semboyan itu adalah Ing Ngarso Sun Tulodho, yang berarti di depan (pimpinan) harus memberi teladan. Ing Madyo Mangun Karso, yang bermakna di tengah memberi bimbingan. Tut Wuri Handayani, yang mengandung arti di belakang memberi dorongan. Ibu kepala sekolah dalam proses seleksi pendidikan calon guru penggerak dari awal seleksi yaitu dengan menandatangani surat dukungan dan surat rekomendasi sampai saat ini tidak henti memberikan dukungan dan motivasi kepada saya untuk terus semangat dalam membuat tugas yang ada di LMS.

Harapan saya, semoga dalam aksi nyata saya selama mengikuti pendidikan calon guru penggerak saya dapat menerapkan salah satu nilai guru penggerak yakni melakukan refleksi kritis atas hubungan nilai-nilai yang  terkandung dalam filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara dengan konteks pendidikan lokal dan nasional pada saat ini. Dengan dukungan kepala sekolah saya berharap saya bisa senantiasa memaknai pengalaman yang terjadi di sekeliling saya  baik yang terjadi dalam diri saya sendiri maupun pihak lain secara positif-apresiatif- produktif. Dalam proses mewujudkan Profil Pelajar Pancasila pada murid murid merupakan perjalanan yang akan saya jalani penuh dengan variasi pengalaman- pengalaman. Pengalaman yang terjadi  bisa pengalaman yang positif maupun yang negative. Dengan mengamalkan nilai reflektif saya akan memanfaatkan pengalaman pengalaman saya tersebut untuk menuntuk diri saya sendiri, murid dan sesame rekan guru dalam menangkap pembelajaran yang positif, sehingga saya dengan rinag dan gembira dapat menjalankan peran saya sebagai calon guru penggerak dari waktu ke waktu dengan baik. Berikutnya, hal ini sangat bermanfaat bagi saya seorang calon Guru Penggerak untuk mampu menjalankan strategi sebagai pemimpin pembelajaran yang mengupayakan terwujudnya sekolah sebagai pusat pengembangan karakter dengan budaya positif dalam menunjukkan praktik baik pengembangan diri berdasarkan kesadaran dean kemauan saya pribadi.

Akhirnya, dalam menapaki perjalanan pendidikan guru penggerak, dukungan semua pihak adalah oase bagi saya, sumber kekuatan dalam melangkah dan berbagi, tidak menampik kemungkinan saya akan dilanda kekeringan lelah, letih, penat dan berbagai kendala kendala lainnya, dengan berpegangan kokoh pada kesepakatan kerja  dan motivasi menjadi calon guru penggerak yang  sudah saya tulis saat mengisi esai, saya akan mendapatkan sumber kekuatan baru lagi, seperti handphone yang lemah dayanya, dengan dukungan dari kepala sekolah, rekan sejawat dan seluruh pihak saya seperti dicharger sehingga mendapatkan daya kembali untuk melakukan usaha dalam aksi nyata dengan menerapkan secara konsisten nilai dan peran guru penggerak.

Terima kasih sekali lagi untuk semuanya, mari tergerak, bergerak dan menggerakkan. CGP bisa ! CGP bisa ! CGP bisa !, CGP Angkatan 5 Bengkulu Utara, maju bersama, hebat semua !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 Lokakarya kedua kegiatan diatas adalah saat lembar kerja rencana penyampaian penerapan disiplin di sekolah, adapun kegiatan saya adalah : 1...

Artikel Populer